banner 1280x319

100 Siswa SMA Ikuti Program Retret Pelajar Gubernur Sumsel, Fokus Pengembangan Karakter Generasi Muda

100 siswa dari berbagai SMA di Sumsel bersiap mengikuti program retret pelajar yang diinisiasi Gubernur Herman Deru, untuk membangun karakter dan moral generasi muda di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang.
100 siswa dari berbagai SMA di Sumsel bersiap mengikuti program retret pelajar yang diinisiasi Gubernur Herman Deru, untuk membangun karakter dan moral generasi muda di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang.

PALEMBANG, SRIWIJAYAPLUS.COM – Sebanyak 100 siswa dari berbagai SMA sederajat di Sumatera Selatan (Sumsel) akan segera mengikuti program retret pelajar yang diinisiasi oleh Gubernur Sumsel, Dr. H. Herman Deru.

Program ini akan dilaksanakan di Bumi Perkemahan Gandus, Palembang, pada 2 Juli 2025. Kepastian mengenai pelaksanaan program ini disampaikan oleh Sekda Sumsel, Edward Candra, pada Minggu, 29 Juni 2025.

“Insyaallah Rabu tanggal 2 Juli nanti retret dimulai. Untuk tahap awal akan diikuti oleh 100 siswa. Persiapan di Bumi Perkemahan Gandus sudah kami tinjau kemarin dan sudah siap secara fisik. Kemudian perlengkapan-perlengkapan untuk siswa yang mengikuti juga sudah kami persiapkan. Para pelatihnya juga sudah siap,” ujar Edward Candra, Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel.

Program retret ini, menurut Edward Candra, merupakan komitmen Gubernur Herman Deru dan Wakil Gubernur Cik Ujang untuk membangun karakter generasi muda, sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Sumsel.

Baca Juga :  Sumsel dan Kementan RI Gelar Rakor Percepatan Cetak Sawah 2025, Targetkan 48.000 Hektare

Program ini menyasar pendidikan karakter yang diharapkan menjadi fondasi kuat bagi peradaban masa depan.

“Pendekatan ini menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai dasar untuk mencetak pemuda-pemudi Sumsel yang tangguh, berintegritas, dan siap menjadi pemimpin masa depan,” tambah Edward.

Lebih jauh, program retret ini diselenggarakan sebagai respons terhadap meningkatnya fenomena kenakalan remaja, seperti bullying, tawuran, penyalahgunaan narkoba, dan geng motor.

Edward menekankan bahwa penanganan masalah ini memerlukan pendekatan yang strategis dan sistematis, dengan tujuan mencegah munculnya perilaku negatif di kalangan pelajar.