banner 1280x319

5 Masjid Tertua di Palembang dan Jadi Tempat Wisata Religi Mencari Barokah

Masjid Agung Palembang
Masjid Agung Palembang. (ft:wikipedia)
Masjid Ki Merogan
Masjid Ki Merogan Palembang. (Ft:net)

Pada 1871 M, Ki Marogan membangun masjid di titik pertemuan antara Sungai Ogan dan Sungai Musi.
Awalnya, masjid ini diberi nama Masjid Jami Kiai Abdul Hamid bin Mahmud. Lama-kelamaan, masyarakat setempat lebih sering menyebutnya dengan Masjid Kiai Muara Ogan. Seiring berjalannya waktu, penyebutan Muara Ogan tersebut berubah menjadi Marogan.

Setelah pembangunan masjid selesai, berbagai kegiatan keagamaan puncukup sering dilakukan, khususnya untuk salat dan belajar mengaji bagi masyarakat di sekitar Kertapati.

Semakin lama, murid Ki Marogan pun semakin banyak, salah satunya adalah Kiai Kemas Haji Abdurrahman Delamat atau Kiai Delamat, yang juga merupakan pendiri Masjid Suro.

Mengingat jumlah jemaah yang terus bertambah, Masjid Ki Marogan pun beberapa kali mengalami renovasi. Pada tahun 1950 misalnya, renovasi dilakukan untuk mengganti mustaka atau limas teratas yang berbentuk segi empat menjadi kubah bulat dengan material seng. Begitu pula bagian depan bangunan yang dicor dengan beton.

Renovasi besar-besaran juga dilakukan pada tahun 1989. Kubah bulat tersebut diubah kembali
menjadi bentuk limas dan menambah tinggi plafon masjid. Tak ketinggalan, bagian lantai yang diganti menggunakan keramik dan pemasangan pintu jendela yang baru. Hingga saat ini, Masjid Ki Marogan pun belum pernah mengalami renovasi lagi.

Meski rutin tergolong rutin mengalami renovasi, siapa sangka jika Masjid Ki Marogan pernah
beberapa kali mengalami percobaan penggusuran? Hal tersebut disebabkan oleh lokasinya yang
cukup strategis.

Pada tahun 1911 misalnya, perusahaan kereta api Zuit Spoor Sumatera (ZSS) milik pemerintah Belanda pernah melakukan perluasan stasiun. Alhasil, sebagian tanah milik Ki Marogan pun diambil.

Begitu pun saat dilakukan pendalaman Sungai Musi pada masa pendudukan Jepang. Tanah
Masjid Ki Marogan kembali harus dikorbankan. Pada 31 Oktober 1901, Ki Marogan meninggal dunia
dan dimakamkan tepat di samping Masjid Ki Marogan.

Makamnya sendiri menjadi salah satu peninggalan sejarah di Palembang. Ada cukup banyak peziarah yang datang ke sini setiap harinya. Tak hanya dari Palembang, tetapi juga kota-kota lain seperti Lampung, Bengkulu, Jambi, dan Jawa.(traveloka)

Exit mobile version