Palembang Jadi Kota Tua, Berikut Daftar Gedung Bersejarahnya

Sebagai sebagai salah satu kota tua di Indonesia, Palembang memiliki beberapa bangunan bersejarah

Menara Ledeng ini dibuat sebagai upaya pemerintah kota Palembang saat itu (masih di bawah kekuasaan Belanda) untuk menyediakan air bersih. Pada masa itu, Sungai Musi yang dijadikan satu-satunya pemenuhan kebutuhan warga Palembang akan air, membuat pemerintah kolonial masa itu merasa perlu memberikan air bersih bagi warganya.

Maklum, saat itu, air Sungai Musi memang dijadikan one stop washing. Mulai mencuci beras, makanan, hingga mencuci badan, termasuk daerah sensitif di badan itu sendiri. Menara air itu dipakai untuk memberikan air bersih bagi warga Belanda yang tinggal di sekitar Jalan Tasik saat ini, dan Dempo. Lokasinya memang tak jauh dari menara Ledeng.

4, Benteng Kuto Besak (BKB)
Kuto Besak terletak di bagian tenggara dari Sungai Musi. Bentuk benteng adalah persegi panjang. Ukurannya adalah 288,75 meter × 183,75 meter. Selekoh dibangun di tiap sudut benteng. Selekoh berbentuk trapezium dibangun di sudut utara, timur dan selatan. Sedangkan di sudut barat, selekoh berbentuk segi lima.

Lawang borotan

Pintu gerbang Benteng Kuto Besak ada tiga. Pintu dibangun di bagian timur laut, barat laut dan tenggara. Celah intai dibangun di dinding benteng. Celah ini semakin mengecil ke arah dalam. Dermaga dibangun di bagian depan benteng. Dermaga ini digunakan untuk jalan sultan menuju Sungai Musi. Di bagian ujung dermaga terdapat sebuah gerbang beratap limasan. Alun-alun juga dibuat di bagian depan benteng. Meriam-meriam diletakkan secara sejajar pada gerbang utama.

Di bagian kanan gerbang ada dua bangunan berbentuk persegi panjang. Kedua banguan terbuat dari kayu dengan atap sirap tanpa dinding. Salah satu bangunan merupakan tempat duduk sultan. Usulan untuk membuat Benteng Kuto Besak telah disampaikan pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badarudin I.

Benteng kuto Besak (BKB)

Pembangunan benteng baru diadakan pada tahun 1780 dalam masa pemerintahan Sultan Muhammad Bahauddin. Dinding tembok dibangun setebal 1,99 meter dengan tinggi 9,99 meter. Benteng Kuto diresmikan sebagai tempat kediaman sultan beserta keluarganya pada tanggal 21 Februari 1792. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan Benteng Kuto Besak sebagai salah satu cagar budaya Indonesia pada tanggal 3 Maret 2004. Nomor surat keputusannya adalah KM.09/PW.007/MKP/2004. Benteng Kuto Besak didaftarkan dengan nomor registrasi CB, (*)

Exit mobile version