“Dengan pelabuhan baru, kopi Sumsel akan punya jalur ekspor sendiri. Kita ingin ekspor langsung dari Sumsel, bukan lagi lewat provinsi lain. Ini penting untuk membangun kebanggaan daerah,” ujarnya.
Ia berharap BSI menjadi mitra strategis yang tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga berperan dalam pembinaan petani, penguatan rantai pasok, hingga peningkatan kapasitas UMKM kopi.
Potensi 600 Pondok Pesantren Masuk Ekonomi Syariah
Selain kopi, Gubernur juga menyoroti lebih dari 600 pondok pesantren yang ada di Sumsel. Menurutnya, pondok pesantren memiliki potensi besar dalam mengembangkan rantai ekonomi syariah, termasuk dalam sektor komoditas pertanian, peternakan, dan produk unggulan berbasis UMKM.
“Ekonomi syariah bisa tumbuh kuat jika melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk pondok pesantren,” tambahnya.
OJK dan BSI Siap Dukung Ekosistem Kopi Sumsel
Kepala OJK Sumsel, Arifin Susanto, menyampaikan bahwa pengembangan sektor kopi membutuhkan dukungan pembiayaan jangka panjang dan terukur. OJK, kata dia, siap memfasilitasi koordinasi antara lembaga keuangan dan sektor pertanian untuk memastikan pembiayaan berjalan efektif.
Sementara itu, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menegaskan komitmen BSI dalam memperkuat pembiayaan sektor produktif, termasuk komoditas unggulan seperti kopi. Dengan diresmikannya Pavilion BSI Palembang, pihaknya berharap gedung ini dapat menjadi pusat layanan bagi pelaku usaha produktif dan UMKM di Sumsel.
“Kopi Sumsel memiliki peluang besar untuk menembus pasar global. Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, kami yakin BSI dapat menjadi motor penggerak dalam memperkuat branding dan nilai ekonomi kopi Sumsel,” ujar Anggoro.Gubernur Sumsel Dr. H. Herman Deru bersama Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo meresmikan Gedung Pavilion BSI Regional III Palembang, Selasa (18/11/2025). Peresmian ini diharapkan memperkuat layanan perbankan syariah serta mendukung pengembangan komoditas unggulan Sumsel, termasuk sektor kopi.






