Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyatakan sirup obat mengandung paracetamol buatan Maiden Pharmaceuticals Limited itu mengandung terkontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG).
Rekomendasi untuk menghindari sementara penggunaan paracetamol cair ini termasuk bagi pemberian obat tunggal maupun kombinasi, sampai hasil penelitian dari Kementerian Kesehatan keluar. Sehingga, bisa dicari tahu penyebabnya apakah memang terjadinya kasus gangguan ginjal akut misterius pada 180-an anak di Indonesia disebabkan oleh obat sejenis itu atau bukan.
“Dengan sistem kewaspadaan dini, kita belajar dari kasus Gambia, IDAI merekomendasikan untuk sementara sampai jelas buktinya dari Kemenkes untuk menghindarkan konsumsi obat-obatan seperti itu,” ujar dr.Piprim.
Sebagai deteksi dini, dr. Piprim menyarankan orang tua untuk memonitor jumlah dan frekuensi urine pada anak yang merupakan salah satu gejala gangguan ginjal akut. Bila anak mengalami gejala tersebut, segera dibawa ke dokter anak untuk segera dilakukan serangkaian pemeriksaan.
Mengingat penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak masih terus didalami, ia juga berpesan agar si kecil menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang dilakukan selama pandemi COVID-19. Termasuk juga kurangi anak tidur terlalu malam, lebih banyak beraktivitas fisik, dan hindari dulu pemberian obat paracetamol cair.(*)