Hal ini menandakan bahwa program retret ini mulai dikenal luas dan diterima oleh banyak pihak, baik dari instansi pemerintah maupun masyarakat.
Selain itu, Gubernur Sumsel mengusulkan agar para alumni dari program retret ini diberikan peran yang lebih besar dalam proses pembinaan generasi muda selanjutnya.
Ia menyarankan agar alumni berperan sebagai pelatih atau mentor untuk peserta retret berikutnya. Dengan cara ini, siklus pembinaan akan terus berlanjut dan menghasilkan pemuda berkualitas yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan negara.
Herman Deru juga menekankan pentingnya keteladanan dalam membentuk karakter generasi muda. Ia berpendapat bahwa keteladanan yang diberikan oleh para alumni akan jauh lebih efektif dibandingkan hanya dengan ceramah atau imbauan semata.
“Jangan biarkan satupun generasi kita tertinggal. Ajak mereka bangkit, dampingi mereka, dan jadikan mereka bagian dari generasi unggul Sumsel dan Indonesia,” tegasnya.
Dalam pandangan Gubernur Deru, solidaritas dan kepedulian sosial merupakan kunci untuk mewujudkan pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan peduli terhadap sesama.
Sebagai penutup, Herman Deru menyatakan bahwa ia berharap retret ini bisa berkembang menjadi sebuah institusi pendidikan karakter yang diakui secara nasional.
Ia bertekad menjadikan Laskar Pandu Satria sebagai ikon dalam pembinaan pemuda Indonesia yang berkualitas.
“Ini bukan hanya milik Sumsel. Ini milik Indonesia. Mari kita jadikan retret ini sebagai gerakan perubahan menuju Indonesia yang lebih kuat di masa depan,” pungkasnya.