SRIWIJAYAPLUS.COM – Perayaan Imlek, atau Tahun Baru Imlek, adalah salah satu tradisi tertua dan paling penting dalam budaya Tionghoa.
Dirayakan di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara dengan komunitas Tionghoa yang besar, Imlek menjadi simbol harapan, keberuntungan, dan keharmonisan.
Namun, apa sebenarnya asal usul perayaan ini? Bagaimana tradisi ini berkembang hingga menjadi perayaan yang mendunia seperti sekarang?
Sejarah dan Mitologi Imlek
Imlek memiliki akar sejarah yang panjang, yang diyakini dimulai lebih dari 4.000 tahun lalu pada masa Dinasti Shang (1600–1046 SM).
Namun, perayaan ini semakin terstruktur pada masa Dinasti Zhou (1046–256 SM). Imlek awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada dewa-dewa langit dan bumi, serta leluhur. Perayaan ini juga erat kaitannya dengan kalender lunar yang digunakan oleh masyarakat Tionghoa kuno.
Salah satu cerita mitologis yang paling terkenal terkait Imlek adalah legenda tentang Nian, makhluk buas yang muncul setiap akhir tahun untuk meneror penduduk desa.
Menurut legenda, Nian takut pada warna merah, suara keras, dan cahaya terang. Oleh karena itu, masyarakat menggunakan petasan, lampion, dan dekorasi berwarna merah untuk mengusir makhluk tersebut. Tradisi ini kemudian menjadi bagian penting dari perayaan Imlek.
Awal Mula Kalender Lunar
Kalender lunar Tionghoa adalah dasar dari penentuan tanggal perayaan Imlek. Tidak seperti kalender Gregorian yang berbasis matahari, kalender lunar didasarkan pada siklus bulan.
Setiap tahun lunar memiliki hewan zodiak Tionghoa yang melambangkan karakteristik tertentu. Siklus ini terdiri dari 12 hewan, termasuk tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Penentuan tahun baru biasanya jatuh antara akhir Januari hingga pertengahan Februari.