PALEMBANG, SRIWIJAYAPLUS.COM – PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sepakat untuk meningkatkan efisiensi transportasi batubara di wilayah Sumatera Selatan. Kesepakatan ini dicapai dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Griya Agung, Palembang, Selasa 14 Januari 2025.
FGD ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Pj Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan KAI Rudi As Aturridha, Direktur Pengelolaan Prasarana KAI Heru Kuswanto, Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Dadan Rudiansyah, serta jajaran KAI Kantor Pusat dan Divre III Palembang.
Selain itu, Forkopimda wilayah Sumsel dan Prof. Danang Parakesit turut berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Peningkatan Efisiensi Transportasi Batubara
Dalam diskusi, salah satu topik utama yang dibahas adalah pengembangan transportasi kereta api batubara Sumbagsel.
Rencana pembangunan flyover di lintas Prabumulih-Muara Enim wilayah Divre III Palembang menjadi fokus penting. Flyover ini bertujuan mengurangi risiko keselamatan di perlintasan sebidang serta meningkatkan kelancaran operasional kereta api.
Pj Gubernur Elen Setiadi menegaskan pentingnya pengembangan yang seimbang antara efisiensi transportasi dan keselamatan masyarakat.
“Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan membangun lima flyover prioritas yang dibiayai bersama PT KAI dan PT Bukit Asam. Kami berkomitmen untuk memastikan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama,” ujar Elen.
Elen juga menyoroti potensi besar Sumsel sebagai salah satu penghasil batubara terbesar di Indonesia. “Dengan sumber daya alam yang melimpah, kita harus memastikan transportasi batubara berjalan efisien tanpa mengesampingkan aspek keselamatan dan kelestarian lingkungan,” tambahnya.
Optimalisasi Sungai Musi
Selain membahas transportasi kereta api, FGD ini juga mengkaji strategi pengelolaan dan pemeliharaan alur Sungai Musi untuk aktivitas selama 24 jam.
Prof. Danang Parakesit menyoroti potensi Sungai Musi sebagai jalur transportasi yang penting, namun membutuhkan pengawasan dan infrastruktur pendukung seperti penerangan, navigasi, dan keamanan.