banner 1280x319

Merajut Peluang Bisnis: SIBA Rajut Bawa Cuan bagi Ibu Rumah Tangga di Sekitar PT Bukit Asam

Merajut peluang, mengikat kebersamaan. Para ibu rumah tangga di SIBA Rajut kini tak hanya menyalurkan hobi, tapi juga menghasilkan karya yang bernilai dan mendatangkan cuan.
Merajut peluang, mengikat kebersamaan. Para ibu rumah tangga di SIBA Rajut kini tak hanya menyalurkan hobi, tapi juga menghasilkan karya yang bernilai dan mendatangkan cuan.

Benang ombre ini telah menjadi produk favorit banyak konsumen. Selain itu, SIBA Rajut juga membuat berbagai produk lain seperti dompet kecil, tas rajut, sajadah, tempat tisu, peci, taplak meja, dan masih banyak lagi.

Baca Juga :  PT Bukit Asam Tbk Bantu Ringankan Beban Korban Banjir di Muara Enim, Komitmen Hadir untuk Masyarakat

“Pertama kali kami rajut asoy. Tapi pemasarannya masih kurang. Lalu kita berinovasi dengan benang ombre, banyak peminatnya,” ujar Villy.

Produk-produk ini tidak hanya dijual secara langsung, tetapi juga melalui platform online, seperti Facebook, Instagram, dan aplikasi marketplace PaDi UMKM.

Dengan dukungan PTBA, SIBA Rajut pun mendapatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai pameran, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk memperkenalkan produk mereka lebih luas.

Dukungan PTBA yang Mengubah Segalanya

Kesuksesan yang dirasakan oleh SIBA Rajut tidak terlepas dari peran aktif PTBA dalam memberikan dukungan kepada UMK yang ada di sekitar wilayah operasional perusahaan.

Baca Juga :  Berikut, Inisiatif Telkomsel Jaga Bumi Luncurkan Program Carbon Offset

Sejak awal terbentuknya, PTBA memberikan berbagai bantuan, mulai dari pelatihan keterampilan, permodalan, hingga pemesanan produk kerajinan rajut. Bahkan, PTBA juga turut memperkenalkan SIBA Rajut ke berbagai pameran dan bazar untuk memperluas pasar mereka.

“Penjualan banyak peningkatan karena dukungan dari PTBA. Tadinya kita enggak punya duit, sekarang punya duit sendiri,” ungkap Villy dengan penuh rasa syukur.

Dengan adanya dukungan dalam hal permodalan, para anggota SIBA Rajut kini bisa membeli bahan baku rajutan tanpa kesulitan. Bahkan, beberapa anggota sudah bisa mempekerjakan anggota keluarga untuk membantu memproduksi kerajinan mereka, yang pada akhirnya membuka lapangan kerja baru di desa mereka.