Menurutnya, program-program yang diterapkan Kementerian Pertanian telah memberikan dampak positif terhadap sektor pertanian dan kesejahteraan petani di Sumsel.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri dan jajaran Kementan yang telah memberikan perhatian besar kepada Provinsi Sumsel. Program Serasi (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani) telah membawa perubahan signifikan. Sebelumnya, produksi beras Sumsel berada di peringkat kedelapan nasional, tetapi dengan program ini naik ke peringkat lima, dan Insya Allah bisa masuk tiga besar,” ungkap Herman Deru.
Gubernur juga menekankan pentingnya peran penyuluh pertanian dalam peningkatan produktivitas.
Sejak tahun 2019, Pemerintah Provinsi Sumsel telah mengangkat 2.000 penyuluh dengan menggunakan anggaran APBD Provinsi.
“Provinsi Sumsel menjadi daerah yang dijadikan referensi untuk studi banding mengenai Tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP). Penyuluh di Sumsel sudah berbasis teknologi informasi, tidak gaptek, dan memahami aspek pemasaran serta perbankan untuk mendukung petani,” jelasnya.
Rapat koordinasi ini juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, B.Eng., M.M., MBA., Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dr. Idha Widi Arsanti, S.P., M.P., serta jajaran Forkopimda Sumsel.
Dengan berbagai langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, Sumatera Selatan diharapkan bisa menjadi pionir dalam sektor pertanian dan menjadi provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia.