5 Manfaat Sari Kurma untuk Kesehatan, Mengurangi Risiko Penyakit Alzheimer

Sari kurma
Foto : istockphoto.com

SRIWIJAYAPLUS.COM – Selain kurma, sari kurma juga dipercaya menawarkan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh. Sari kurma adalah sirup atau cairan yang terbuat dari kurma yang direndam dalam air panas, dibersihkan dan disaring.

Nilai gizi sari kurma tidak berbeda dengan nilai gizi kurma utuh.  Sari kurma banyak mengandung antioksidan, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Sari kurma mengandung gula alami yang tinggi, sehingga banyak orang berpikir bahwa sari kurma mungkin tidak baik untuk penderita diabetes.

Namun, sari buah ini menawarkan banyak nutrisi bergizi. Selama tidak dikonsumsi berlebihan, sari kurma aman untuk penderita diabetes.

Kurma memiliki kandungan mineral dan vitamin yang lebih tinggi dibandingkan kurma segar. Meski begitu, sari buah ini bisa memiliki kalori tiga kali lebih banyak daripada buah karena mengandung lebih banyak gula. Itu sebabnya anda tetap perlu membatasi asupan sari kurma.

Karena nilai gizinya, penggunaan sari kurma dapat mendukung pencernaan dan mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Berikut 5 manfaat sari kurma untuk kesehatan tubuh:

1. Melancarkan pencernaan

Sari kurma kaya akan serat, satu sendok makan (15 g) mengandung 1,7 g serat. Serat dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dengan mencegah sembelit.

Asupan serat yang cukup secara berkala akan membantu anda. Selain itu, menurut sebuah studi oleh The British Journal of Nutrition (2015), konsumsi kurma mendorong pergerakan otot usus, menurunkan kadar amonia feses dan mendorong pertumbuhan mikrobiota usus.

Manfaat umum ini mendukung sistem pencernaan bekerja dengan baik untuk memecah makanan dan menyerap nutrisi.

2. Mengontrol gula darah

Karena kandungan seratnya yang tinggi, sari kurma dapat mengontrol gula darah. Ini karena serat dapat memperlambat pengosongan lambung dan memperlambat penyerapan hasil pemecahan makanan, termasuk glukosa, gula yang dilepaskan ke dalam darah.

Secara khusus, serat mengurangi penyerapan glukosa setelah mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar dengan indeks glikemik tinggi.

Exit mobile version