Langkah pertama yang diambil adalah pemasangan rambu-rambu peringatan untuk memberi tahu pengguna jalan agar berhati-hati saat melintasi daerah tersebut.
Selain itu, dibuat jalan darurat sebagai jalur alternatif sementara yang dapat digunakan oleh pengendara sepeda motor dan pejalan kaki.
“Kami juga membuat jalan penyebrangan darurat yang dapat digunakan oleh pengendara sepeda motor dan pejalan kaki,” jelas Heru.
Menurutnya, langkah darurat ini bertujuan untuk memastikan warga tetap dapat melakukan mobilitas meski dalam kondisi terbatas.
Namun, Heru menegaskan bahwa solusi ini hanya bersifat sementara, sambil menunggu langkah lanjutan dari pemerintah kabupaten untuk membangun jembatan permanen.
Rencana Pembangunan Jembatan Darurat
Dinas PUPR Musi Banyuasin merespons cepat dengan mengusulkan pembangunan jembatan darurat untuk menghubungkan kembali akses yang terputus.
Camat Heru mengatakan bahwa usulan ini telah mendapatkan dukungan dari anggota DPRD setempat yang menyampaikan komitmennya untuk membantu penganggaran pembangunan jembatan permanen di lokasi tersebut.
“Alhamdulillah tadi juga berkoordinasi dengan beberapa anggota DPRD, tanggapannya bagus sekali. Mudah-mudahan segera dianggarkan pembuatan jembatan permanen tersebut,” ujar Heru.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan ini. Dukungan semua pihak diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan infrastruktur yang lebih kokoh dan tahan lama di lokasi yang rawan longsor tersebut.