“Dengan memahami informasi terkait radikalisme dan terorisme, kita dapat meningkatkan kewaspadaan dan ketahanan diri terhadap pengaruhnya,” bebernya.
Kegiatan “Kenduri Wujudkan Desa Siaga Resiliensi” memiliki peran penting dalam menjadikan masyarakat sebagai agen negara dalam memerangi radikalisme dan terorisme di lingkungannya.
“ Media sosial memang dapat menjadi alat yang dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teroris untuk menyebarkan ideologinya,” wantinya.
Ketua FKPT Sumsel, Romi Afriansyah menjelaskan, Kegiatan “Kenduri Wujudkan Desa Siaga Resiliensi” merupakan salah satu kegiatan pencegahan radikalisme dan terorisme yang efektif.
“Pencegahan radikalisme dan terorisme di Kota Prabumulih membutuhkan kerja sama semua pihak,” jelasnya.
Program “Kenduri Wujudkan Desa Siaga Resiliensi” merupakan langkah yang tepat untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam antisipasi dan pencegahan radikalisme dan terorisme.
“NKRI adalah harga mati. Kita harus bersama-sama menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia dari bahaya radikalisme dan terorisme,” tutupnya.