Jubah spektakuler ini menjadi pilihan busana formal para politikus, tokoh-tokoh terpandang, dan pria-pria dengan kasta sosial yang tinggi di Arab. Maka itu, bisht atau jubah tradisional ini menjadi penanda status dari pemakainya.
Dalam proses pembuatannya, ada tiga tipe embroidery yang diaplikasikan, yaitu jahitan benang emas, jahitan benang silver, dan jahitan sutra.
Jubah hitam dengan jahitan emas disebutkan menjadi bisht yang paling populer, setelahnya baru jubah dengan jahitan krem dan putih.
Kalangan pria Arab yang lebih muda lebih suka mengenakan bisht berwarna biru, abu-abu, dan maroon. Sedangkan generasi yang lebih tua dan berumur lebih favorit memakai bisht hitam, coklat, dan krem.
Terkait harga, meskipun hadir dengan desain yang sekilas mata terlihat simpel, banderol untuk bisht ini biasanya mulai dari 100 hingga 200 ribu dinar.
Bisht handmade termahal biasanya dibuat untuk kalangan tertentu, yakni keluarga kerajaan, politikus, dan para keluarga ningrat.
Ada tiga desain utama dalam pembuatan bisht, yakni Darbeyah, Mekasar, dan Tarkeeb. Darbeyah terbuat dengan jahitan tangan dengan zari embroidery dan pattern tradisional, dan bergaya segi empat serta longgar.
Mekasar atau biasa disebut Gasbi hadir dengan desain embroidery sutra. Lalu terakhir Tarkeeb yang hadir dengan desain ala Darbeyah namun dengan desain zari embroidery emas.
Cara pakai jubah bisht Arab yang memiliki desain dua buah lengan ini hanya dengan mengenakan satu bagian lengan saja dan bagian lainnya dibiarkan menjuntai longgar atau dimasukkan erat ke satu sisi tertentu. (okezone.com)