SRIWIJAYAPLUS.COM – Sadar mengundang polemik, akhirnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memosting pernyataan ini di akun IG pribadinya @ridwankamil:
Jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi2 kasus transportasi dianggap kurang berkenan. Kutipan Media tidak menampilkan urutan keseluruhan diskusinya secara utuh sehingga disalahpahami.
Dalam diskusi, ada developer di bekasi-karawang tiba-tiba meminta dibangunkan MRT. Saya menjawab dgn berargumentasi :
BACA JUGA : LRT Sumsel Jadi Alternatif Transportasi Umum, Trend Okupansi Menaik
1. MRT itu mahal sekali, 1 Trilyun per KM. Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI mungkin.
2. Kedua populasi harus besar supaya penuh dan balik modal cepat.
3. Harus terkoneksi dengan feeder dan jaringannya harus luas.
4. Jika populasi sedikit nanti ada tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal (berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir).
5. Diskusi di Jababeka itu sifatnya akademis membahas plus minus pembangunan indonesia dari zaman dulu sd sekarang. Bukan format tanya jawab dengan media.
BACA JUGA : Rian/Fajar Buka Rahasia Raih Gelar Pertama Super 750 dan Kalahkan Minions
6. Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yg selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus.
Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sbg pemimpin daerah, sehingga ada kritikan “urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain”. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada.