banner 1280x319

SUDARA 2025 di Palembang: BNPT dan FKPT Sumsel Rangkul Generasi Muda Bentengi Diri Lewat Budaya dan Toleransi

BNTP RI dan FKPT Sumsel
Giat lomba tari dan nyanyi serta puisi di giat SUDARA 2025 gelaran BNPT RI dan FKPT Sumsel, Jumat 10 Oktober 2025.

Bikin Konten FYP Plus Meraup Cuan, HP Samsung Galaxy A15 5G Masih Layak?

Upaya melemahkan semangat kebangsaan ini, kata Sudaryanto, dilakukan lewat berbagai jalur seperti media sosial, game online, hingga komunikasi virtual yang tidak disadari mengandung muatan doktrin radikalisme.

“Mereka menyusup lewat ruang-ruang digital, termasuk lewat permainan daring. Komunikasi dalam game bisa saja digunakan untuk memengaruhi pola pikir anak muda tanpa disadari,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti fenomena bullying di kalangan pelajar dan remaja yang kerap dimanfaatkan oleh kelompok intoleran untuk merekrut korban menjadi radikal. “Korban perundungan biasanya sedang mencari pengakuan. Di situlah kelompok radikal masuk dan memengaruhi,” tambahnya.

Meski dalam dua hingga tiga tahun terakhir Indonesia berada dalam kondisi zero attack atau tidak terjadi serangan teror, Sudaryanto mengingatkan agar masyarakat tidak lengah. “Tidak ada serangan bukan berarti tidak ada ancaman. Upaya penyebaran paham radikal tetap berlangsung, hanya caranya yang berubah menjadi lebih halus,” tegasnya.

Melalui program SUDARA (Suara Damai Nusantara), BNPT berupaya menumbuhkan budaya dan kearifan lokal sebagai benteng karakter generasi muda, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang toleran, saling menghargai, dan cinta tanah air.

Anggota Komisi III DPR RI SN Prana Putra Sohe menegaskan dukungannya terhadap langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi serta membentengi generasi muda dari pengaruh paham radikal melalui kegiatan Suara Damai Nusantara 2025 di Kota Palembang.

BNPT merupakan mitra kerja Komisi III DPR RI yang memiliki peran penting sebagai pilar penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, tidak ada satu pun pihak yang menginginkan terjadinya kekerasan, karena hal itu hanya akan merusak masa depan generasi bangsa.

Baca Juga :  Keren, Pelindo Regional 2 Palembang Jadi Percontohan Penerapan Integrasi Pelayanan Pelabuhan

“Kita semua tidak ingin kekerasan merusak generasi muda. Karena itu, kami di DPR mendukung penuh langkah BNPT sebagai pilar yang menjaga kesatuan NKRI,” tegasnya.

SN Prana Putra Sohe juga mengingatkan bahwa seluruh organisasi dan elemen masyarakat harus mendapat perhatian, karena merekalah yang menjadi garda terdepan dalam melindungi masyarakat dari paham intoleran dan kekerasan.

Ia menyoroti masih banyaknya kesalahpahaman terkait ideologi dan agama yang membuat sebagian masyarakat kehilangan arah.

“Banyak yang gagal paham tentang ideologi dan agama. Ketika itu terjadi, mereka bisa tersesat dan mudah dipengaruhi,” ujarnya.

Sementara itu Ketua FKPT Sumsel M Yamin memandang penting aspek pencegahan dalam upaya mewaspadai berkembangnya radikalisme dan terorisme. Kearifan Local Merupakan Sarana yang paling efektif dalam upaya penanggulangan terorisme.

Negara membutuhkan generasi muda yang cerdas teknologi, visioner kreatif, inovatif tetapi tetap mencintai budayanya. Melalui Seni Budaya yang merupakan kekayaan asli daerah dapat memberikan kontranarasi yang bisa mempengaruhi lingkungannya.

Diyakini pendekatan lunak dalam bebagai bentuk salah satunya melalui kegiatan Lomba Gelar Budaya dan Lomba Baca Puisi yang merupakan sarana untuk mengangkat dan memperkenalkan Kekayaan seni budaya yang ada di daerah khususnya Sumatera Selatan dalam upaya Pencegahan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan ini sebagai ikhtiar mengajak anak muda untuk mewaspadai radikalisme sebagai bagian dari upaya-upaya pencegahan terorisme