PALEMBANG, SRIWIJAYAPLUS.COM – Vape atau rokok elektronik yang sedang hits di kalangan anak muda. Tak sulit bagi kita untuk menemukan anak muda yang menggunakan vape. Di tempat umum pun sudah banyak kita jumpai remaja yang menggunakan benda tersebut.
Vape atau vapor sering kali dikatakan sebagai alternatif untuk mengurangi konsumsi rokok tembakau. Karena vape tidak melibatkan pembakaran tembakauatau tar.
Pada awalnya pun WHO (World Health Organization) sempat menyarankan vape sebagai NRT ( Nicotine Replacement Therapy) untuk mengatasi kecanduan nikotin. Kadar nikotin di kurangi secara bertahap di bawah supervisi dokter. Akan tetapi, semakin kesini justru semakin banyak terungkap fakta tentang vape.
Walaupun pada vape, nikotin memiliki bentuk cair dan rokok tembakau nikotinnya berasal dari hasil pembakaran tembakau, ternyata bahaya nikotin serta efek kecanduannya tetap sama.
Yang membedakan antara keduanya, jika pada vape kadar nikotinnya bervariasi dari rendah ke tinggi. Bahkan sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa tidak sedikit kasus kadar nikotin yang berada pada label produk vape berbeda dengan kadar aslinya.
Pada uap yang dihasilkan dari vape juga mengandung bahan kimia berbahaya sama seperti pada rokok tembakau. Dari berbagai fakta yang didapat,dapat disimpulkan bahwa vape juga sama berbahaya bagi tubuh. Vape hanya sedikit lebih aman daripada rokok tembakau karena tidak adanya kandungan tar .
Vape yang awalnya diharapkan mampu untuk membantu mengurangi orang yang kecanduan rokok tembakau untuk berhenti merokok justru menimbulkan banyak masalah baru seperti bertambahnya perokok pemula karena ingin mengikuti tren dan menganggap bahwa vape itu aman.
Jadi,vape tidak bisa menjadi alternatif untuk mengurangi kecanduan rokok tembakau. Akan tetapi, karena belum banyak penelitian jangka panjang mengenai vape seolah lebih aman. Oleh karena itu,sebaiknya tidak menggunakan keduanya baik rokok elektrik maupun rokok tembakau karena sama berbahaya bagi kesehatan.(matt)