Proses ini diharapkan dapat mengurangi angka LFU dan membawa sistem pengobatan HIV di Sumatera Selatan lebih dekat dengan target eliminasi HIV-AIDS yang telah ditetapkan.
Rachmat Saleh, Ketua Yayasan Sriwijaya Plus, mengungkapkan harapannya agar tim khusus dapat dibentuk untuk fokus pada penelusuran pasien LFU.
“Dengan adanya tim khusus ini, diharapkan upaya menekan angka LFU dapat dilakukan lebih terstruktur dan efektif,” ujar Rachmat.
Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin, tetapi juga di fasilitas kesehatan lainnya seperti RS Myria dan Puskesmas Dempo.
Setiap pertemuan di fasilitas kesehatan tersebut berfokus pada pencocokan data pasien yang terputus dari pengobatan ARV, serta pembahasan berbagai kendala yang dihadapi dalam pendampingan pasien, termasuk masalah sosial, ekonomi, dan stigma yang masih menjadi hambatan utama dalam akses layanan kesehatan.
Melalui upaya yang semakin luas cakupannya, harapannya koordinasi antar fasilitas kesehatan dapat semakin solid dan memastikan bahwa lebih banyak pasien HIV-AIDS dapat kembali menerima pengobatan yang mereka perlukan.
Dengan komitmen bersama, kegiatan ini akan terus dilakukan secara rutin untuk mencapai target eliminasi HIV-AIDS di Provinsi Sumatera Selatan.
“Ini adalah bagian dari komitmen bersama untuk mencapai target eliminasi HIV/AIDS, dan kami akan terus melanjutkan kegiatan ini sebagai upaya yang berkelanjutan,” pungkas Rachmat Saleh.