SRIWIJAYAPLUS, MALANG – Yang terakhir ada di ingatan Afrizal Wisnu adalah gas air mata yang disemburkan ke arah tribun 12 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Mata remaja 16 tahun itu terasa perih, hidungnya juga tiba-tiba kesulitan bernapas.
“Pas sadar, saya sudah tiduran di kamar rumah sakit RSUD dr Saiful Anwar,” kata siswa kelas XI salah satu SMK di Malang, Jawa Timur, 2 Oktober 2022.
Begitu gas air mata datang, Wisnu tidak sadarkan diri. “Saya semaput, Mas. Saya tidak tahu siapa yang nolong sampai ke rumah sakit. Katanya sih ditolong sama anak Aremania Pasuruan,” bebernya.
Setelah sadar, Wisnu tidak langsung pulang. Kondisinya memang sudah sehat. Tapi, dia masih menunggu kabar dari temannya. “Ada teman dari Probolinggo yang ikut lihat. Tapi, sampai sekarang belum tahu kabarnya,” beber Wisnu.
Hatinya belum tenang. Dia sampai menunggu di kamar jenazah rumah sakit tempat dia dirawat.
Muhammad Ilham adalah pasien yang bersebelahan dengan Wisnu. Bedanya, dia berasal dari Tulungagung, kota di sisi selatan Jawa Timur. Mamad, begitu dia akrab disapa, berangkat dengan tujuh temannya dengan menggunakan motor.
“Begitu (gas air mata) ditembak, pandangan saya langsung kabur. Lihat apa-apa nggak jelas,” ungkap remaja 17 tahun itu.
Mamad langsung cepat-cepat keluar. Dia sempat berdesakan. Tapi kemudian meloncat menuju jalur ambulans.
“Begitu sampai di luar, saya diberi air mineral. Nggak tahu dikasih siapa. Saya langsung cuci muka, minum, alhamdulillah selamat,” bebernya.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article. https://accounts.binance.com/en/register-person?ref=FIHEGIZ8